Kamis, 06 Oktober 2011

Think How to Think Today

" Memaafkan tidak lah berat jika kita mau memaafkan secara ikhlas."

BLOG FOR EDUCATION


By: Dyah Ayu Setyani
2010110037 – Section W

Let’s talk about educational value of blog with me. Today, we are already familiar with blog, isn’t it? Yeah, the blog‘s one of the facility that we could use it to share our knowledge to readers. And we know that we found many blogs that used for educational resources. And I know some example about educational blogs like www.teacherswithoutborders.org, homeschoolmath.blogspot.com, www.schoolpsychologyblog.com, and others.
Actually if you want to be more creative, we could use our blog to educational blogs’ too. We can use blog for e-learning, posting the material if you are a teacher, discuss center to sharing about the actual issues, share knowledge, educational resource, fun learning, teaching method, community development because they could connect one to others, interactive learning because they must give comment one to others, share resources, share educational games and others.

Rabu, 05 Oktober 2011

NAMAKU, CERMINKU

By : Dyah Ayu Setyani


Semua orang memanggilku dyah. Seringkali nama ini membuatku bingung sendiri. Kenapa? Ya, karena banyak sekali orang yang memiliki nama yang sama denganku. Sempat pula terpikir untuk bisa mengganti namaku. Namun hal ini menjadikanku semakin penasaran, kenapa aku diberi nama dyah yang sudah jelas dimiliki banyak orang. Pernah sekali waktu masih di sekolah menengah, aku mendengar ibu bercerita pada temannya. “ Nama anak saya yang kedua Dyah Ayu Setyani, itu yang ngasih nama eyangnya. “ kata ibuku. “Memang kenapa diberi nama Dyah Ayu Setyani?” tanya teman ibuku seakan penasaran dengan namaku. “Iya, Dyah Ayu itu diambil dari nama mbak penjaga wartel. Waktu itu kan eyangnya dyah mau telepon di warnet terus waktu bayar eyangnya bilang kalau mbak nya itu cantik dan akhirnya bertanya siapa nama mbaknya itu. Nah namanya Dyah Ayu, katanya namanya itu mau dijadiin nama buat cucunya yang mau lahir ini biar cantik kayak mbak nya penjaga wartel.” cerita ibuku dengan semangatnya.

Begitulah awal aku tahu dari mana asal namaku ini. Ya, walaupun tak diketahui apa makna dari namaku, tapi tak apalah. Sering pula aku mengira-ngira sendiri mengenai apa makna namaku, hingga akhirnya aku mengartikannya sebagai wanita cantik yang setia. Kenapa wanita cantik yang setia? Ya kalau untuk kata cantik sepertinya kalian semua sudah bisa menebak darimana asalnya, yaitu dari nama ayu dalam bahasa jawa. Lalu kenapa wanita dan setia? Wanita itu aku ambil dari nama dyah, karena menurutku dyah adalah nama dari seorang wanita bukan laki-laki, benarkan? Kalau makna setia, aku ambil dari setyani. Seperti itulah kira-kira aku memaknai namaku.

Menurutku nama ini sudah tepat untukku. Hal ini dikarenakan nama tersebut sudah menggambarkan bagaimana dan siapa diriku ini. Nama ini pun juga memberikan dampak positif untukku. Jelas saja ada dampaknya karena aku harus menjadi orang yang selalu setia dalam segala hal yang aku lakukan. Menjaga kesetiaan lumayan berat sih, namun jika tidak kujaga bisa-bisa malu aku memiliki nama Dyah Ayu Setyani. Walau pun tidak ada sangkut paut nya sebenarnya, tapi kalau hal ini bisa memberikan hal positif padaku kenapa tidak dilakukan saja.

Dyah Ayu Setyani, menurutku adalah nama yang indah dan baik. Ini persepsiku setelah aku mencoba untuk memahami namaku sendiri. Lagipula, kasihan juga nenekku kalau aku berniat mengganti namaku. Namaku ini adalah harapan dari nenekku dan pastinya kedua orang tuaku. Ya, nenek yang mengharapkan aku menjadi gadis cantik seperti mbak penjaga wartel yang beliau temui, dan entah benar atau salah tapi pasti ada maksud lain ketika orang tuaku memberikan nama setyani sebagai pelengkapnya. Hanya satu pesan untuk semua teman-teman yang membaca ceritaku ini. Jangan pernah berniat mengganti nama kalian, sebelum kalian sendiri bisa memahami nama itu sendiri.

.This is my logo.

Senin, 03 Oktober 2011

Think How to Think - Today

"Mencintai dan dicintai adalah salah satu bagian kehidupan. Namun seringkali pula, mencintai dan dicintai itu menyakiti kita. Yakinkan diri agar tetap tegar dan selalu ingat pada-Nya. Hal itulah yang terbaik, sehingga kita akan selalu merasa kebaikan dari cinta itu sendiri."